Loc: Bendungan Batu Tegi, Tanggamus, Lampung. Sumber: Willy Kurniansyah |
Willy Kurniansyah. - Pekerjaan memang kadang mengharuskan kita untuk bekerja lebih keras. Kadang pekerjaan bisa menekan kita. Tapi semua itu demi seonggok lembaran rupiah untuk memenuhi kebutuhan kita.
Lupakan sejenak soal pekerjaan, weekend harus di Refresh. Otak harus di jernihkan kembali, tenaga harus di manjakan kembali setelah memenuhi aktifitas yang menguras hati dan tenaga.
Saatnya untuk mencari keindahan alam di luar sana, tak usah jauh-jauh di kota sendiri pun masih ada tempat eksotis. Kita hanya perlu mengunjungi lalu menikmati dan menjaganya agar tetap indah.
Lampung? Gaada habisnya gua bicara soal keindahan Lampung. Daerah ini memang kalau soal wisata gaada habisnya, masih ada tempat yang belum terjamah. Kalau kita ingin keluar dan mencarinya mungkin akan ada surga baru di luar sana.
Sebelumnya gua ngetrip ke daerah Kalianda, Lampung Selatan. Kalianda pun suatu daerah yang mempunyai wisata-wisata keren! Sebut saja Alau-Alau Boutique Resort. Pantai yang lumayan bersahabat, indah serta bagus. Serta di temani cottage berpanggung. Menjadikan pantai ini sangat humble untuk kalian yang ingin menghabiskan weekend bersama sahabat atau teman.
Saatnya gua geser ke daerah Tanggamus, Lampung. Udah denger kan Bendungan Batu Tegi? Yang katanya bendungan terbesar di Asia Tenggara, dahulu.
Apa yang indah dari bendungan ini? Ya jelas sekali bendungan ini terletak di antara lekukan dua bukit yang menjulang.
Bendungan Batu Tegi, Tanggamus, Lampung. |
Pembangunan ini dilakukan pada tahun 1995 dan rampung tahun 2004 di resmikan langsung oleh presiden ke lima kita, ibu Megawati Soekarnoputri. Bendungan ini mempunyai luas 3.560 hektar konon bisa menahan air hingga 9 Juta meter kubik.
Bagaimana akses untuk menuju bendungan Batu Tegi ini? Cukup mudah gan, dari Bandar Lampung kita mengambil rute ke arah Talang Padang, Tanggamus. Kalau dari terminal Kemiling lurus saja menuju Pringsewu. Ikuti jalan besar yang menuju Kota Agung.
Sesuai namanya, bendungan ini terletak di pekon Batu Tegi, Kecamatan Air Naningan, Tanggamus, Lampung. Kurang lebih sekitar 80 KM dari pusat kota Bandar Lampung atau kurang lebih 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi atau sepeda motor.
Lebih di sarankan untuk menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi, karena di sini lumayan sulit adanya angkutan umum, adapun bus jurusan Kota Agung.
Udah gausah bingung, ikuti aja jalan besar itu nanti lo akan melewati Islamic Centre Pesawaran, Gedong Tataan dan terlihat gapura besarnya, lalu lurus saja pokoknya sampai di Pringsewu lo akan melewati pasar dan itu masih lurus terus. Jalanan aspal mulus dan bagus kok.
Nah, setelah melewati Kabupaten Pringsewu pokoknya ikuti terus, sampai nanti terlihat plang Wisata Bendungan Batu Tegi di sebelah kanan jalan. Kalau bingung buka maps aja gan.
Setelah lo liat plang menuju Batu Tegi, belok ke kanan dan ikuti jalan itu nanti ada pertigaan pekon belok kanan, dan ikutin aja jalan itu menanjak nurun berkelok di temani pepohonan bukit dan pemukiman warga.
Lurus terus sampai bertemu pertigaan, ada rutenya kok kalau lurus ke Ulu Belu dan belok kanan ke arah Batu Tegi. Jangan lo ambil lurus gan itu ke Ulu Belu. Ambil kanan ada seperti plang bertuliskan Bendungan Batu Tegi. Masuk dan ikuti jalan itu jalannya menanjak soalnya naik bukit tapi tenang jalannya sudah bagus dan di aspal.
Nanti bertemu pertigaan lagi, bertuliskan PLTA Batu Tegi sebelah kiri sebelum pertigaan. Nah lo ambil kanan menuju PLTA gan. Setelah itu nanti ada penjaga yang bakal nagih tiket masuk. Tiket masuknya hanya Rp.5000,- /orang.
Nah udah masuk kawasan bendungan kan? Bingung kan ada perempatan setelah pos, kalau lo lurus kebawah itu menuju pintu bendungan ada penjaganya disana mungkin kalau mau masuk kita harus izin terlebih dahulu.
Terlihat dari kejauhan, terpampang jelas landmark bertulikan "Bendungan Batu Tegi." Indah nan kokoh dari kejauhan.
Dari pintu masuk, kalau kita belok kiri nanjak ke atas itu menuju ke dermaga Jetty. Nantinya kita bakal melewati jalanan yang disebut kelok 8. Ini menjadi daya tarik bendungan Batu Tegi. Karena ini menjadi spot dengan pemandangan Landscape yang indah.
Yap, disini lumayan panas kalo lo datang sekitar jam 12.00 siang gan. Ada sih tempat berteduh pepohonan. Kalo bawa motor parkir aja di bawah dekat jalan, lalu lo menaiki tangga dan mulai lah mencari angle yang keren buat berfoto.
Kebetulan gua sampai Batu Tegi ini sekitar jam 14.30 siang menjelang sore cuaca sedang terik-teriknya, dari Bandar Lampung sekitar jam 12.39 wib.
Saat memasuki sore hari, suasana di sini semakin asri dan sejuk terlihat matahari sangat semangat menemani perjalanan kita. Bidiklah angle foto di kamera sesuka hatimu, sampai panca indera pun sesekali melihat di sekeliling yang indah ini.
Setelah puas berfoto di atas kelok 8 ini, gua bersama kawan turun melewati kelok 8 untuk menuju dermaga Jetty. Kalau kita ingin berkeliling di sekitaran bendungan menggunakan perahu, jasa yang di tawarkan sekitar 70-80 ribu satu perahu dengan maksimal 8 orang.
Sumber: Willy Kurniansyah |
Yap, di sekitaran dermaga Jetty ini juga terdapat warung atau bisa jadi tempat beristirahat dan berteduh. Terlihat juga beberapa pengunjung bersama keluarganya sedang menikmati bekal makanan yang di bawanya sambil memandang keindahan di sekililing bendungan.
Sayangnya gua belum sempat berkeliling menaiki perahu itu, soalnya perahunya sedang di pakai dan menunggu cukup lama. Jadi, hanya menelusur di dekat dermaga aja.
Sumber: Willy Kurniansyah |
Ternyata di dekat dermaga gua melihat adanya tumbuhan air coklat di tepian, katanya kalau tidak di keruk bisa mengganggu kapal atau perahu. Karena khawatir akan merusak mesin kapal di sekelilingnya.
Nah, kata orang-orang sekitar yang mengunjungi bendungan ini di balik bukit-bukit sebrang sana terdapat air terjun yang indah lho gan. Kalau ingin kesana kita perlu menyebrang lumayan jauh sih.
Tak terlalu lama kita di dermaga Jetty, soalnya jam sudah menunjuk pukul 17.00 wib. Dan langit pun disitu mulai mendung di sertai hujan rintik-rintik.
Kami bergegas bersiap-siap kembali pulang, dan menaiki bukit untuk kembali ke rumah tercinta. Btw, gua narik motor berdua sama kawan sekaligus saudara, namanya Bayu Saputra.
Oke, arah jalan pulang kita di suguhi bukit-bukit yang indah lagi gan, di temani warga sekitar yang sedang beraktifitas di sekitaran luar bendungan.
Warga disini ramah kok gan, sepanjang perjalanan gua terdengar bahasa yang sangat familiar, apalagi kalo bukan Bahasa Sunda. Terdapat banyak orang sunda disini, dan ada juga orang Lampungnya. Pokoknya apapun bahasanya kita tetap satu dan tetap rukun.
Warga disini ramah kok gan, sepanjang perjalanan gua terdengar bahasa yang sangat familiar, apalagi kalo bukan Bahasa Sunda. Terdapat banyak orang sunda disini, dan ada juga orang Lampungnya. Pokoknya apapun bahasanya kita tetap satu dan tetap rukun.
Tak lama, hujan sedikit deras menemani perjalanan kami. Langit yang kehitaman membuat kita harus menarik tuas gas di atas rata-rata. Tapi, tetap hati-hati karena jalanan aspal yang lumayan licin.
Jam saat itu sudah menunjuk pukul 17.55 wib yang menunjukan waktu menuju Maghrib. Dan hujan pun masih menemani kita. Kita mencari masjid untuk menunaikan solat Maghrib terlebih dahulu sambil menunggu hujan mereda.
Yap, itu sedikit cerita perjalanan kita. Agenda ini di rencanakan sangat mendadak gan, berawal dari obrolan tak berbobot malam hari sebelum siangnya berangkat.
Rasa penasaran gua sama bendungan ini sudah terbayar semua. Mengenal soal daerah tanggamus kita langsung tertuju dengan wisata Teluk Kiluan dan Karang Gigi Hiu. Ya, walau wisata bendungan ini tak seterkenal Kiluan dan Gigi Hiu.
Rasa penasaran gua sama bendungan ini sudah terbayar semua. Mengenal soal daerah tanggamus kita langsung tertuju dengan wisata Teluk Kiluan dan Karang Gigi Hiu. Ya, walau wisata bendungan ini tak seterkenal Kiluan dan Gigi Hiu.
Melihat ulasan di Google soal pantai ini, sampai akhirnya bisa mengunjungi bendungan yang katanya Terbesar se-Asia Tenggara ini. Kita sampai di Bandar Lampung pukul 19.48 WIB.
Terkendala hujan yang membuat perjalanan pulang kita tertunda, tapi tak apa sampai rumah dengan selamat. Secangkir kopi sudah menunggu, sepertinya kopi ini sangat menunggu cerita kita.
•••
Selagi jiwa masih muda dan umur masih di beri, dan mata masih sedap memandang. Apa salahnya untuk keluar mencari keindahan di daerah sekitar. Waktu tak datang dua kali, kalau datang dua kali itu namanya beruntung.
•••
Selagi jiwa masih muda dan umur masih di beri, dan mata masih sedap memandang. Apa salahnya untuk keluar mencari keindahan di daerah sekitar. Waktu tak datang dua kali, kalau datang dua kali itu namanya beruntung.
Ayo jelajahi daerahmu, telusuri dan bergaul dengan warga sekitar. Agar lo tau kehidupan di daerah itu. Yoi ga? Yaudah gitu aja ya, lumayan pegel ini ngetiknya di handphone soalnya gan haha. Thanks yo! #AyoJelajahLampung #LampungGeh
0 Comments