![]() |
SUMBER: GOOGLE, WADUK SEMPOR |
CURUTADVENTURE. DAY 3: Yap Kebumen Beriman, itu mungkin slogan dari kota Kabupeten Kebumen. Ini merupakan kelanjutan cerita saya yang kemarin sempat di tulis. Destinasi wisata saya saat pertama kali Day 2 yaitu berkunjung ke Benteng Van Der Wijck, Gombong, Kebumen.
Dalam ekspedisi Explore Jateng, saya berkesempatan di waktu yang lumayan memanjakan ini untuk trip ke Jawa Tengah. Perjalanan saya di lakukan dalam sepekan lebih dua hari tepatnya 9 hari, 3 hari istirahat dan karena cuaca yang kurang bersahabat.
Dalam ekspedisi Explore Jateng, saya berkesempatan di waktu yang lumayan memanjakan ini untuk trip ke Jawa Tengah. Perjalanan saya di lakukan dalam sepekan lebih dua hari tepatnya 9 hari, 3 hari istirahat dan karena cuaca yang kurang bersahabat.
Perjalanan di mulai pada hari sabtu malam minggu pukul 19.00 malam, kurang lebih waktu tempuh perjalanan sekitar 8-10 jam ke daerah Jawa Tengah yang terkenal logat ngapaknya itu. Saya melakukan perjalanan sendiri atau solo trip, memang melakukan perjalanan sendiri itu ada hal unik tersendiri. Saat sampai Gombong, Kebumen. Saya sampai pukul 05.00 pagi di sambut udara segar dan di sambut makanan khasnya yaitu Soto Gombong. Saya langsung beristirahat di kediaman kakek saya yang berada di daerah Kedung Puji, Gombong.
Nah, kembali ke bahasan saya ingin berbagi cerita tentang wisata Waduk. Mungkin kalian sudah pernah dengar Waduk Sempor? di daerah Kebumen ini.. Kalau belum tau nih saya ingin berbagi cerita singkat mengenai Waduk Sempor. Simak
Jadi sob, Waduk Sempor sendiri adalah salah satu obyek wisata yang berada di desa Sempor, kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi yang berada di atas bukit ini menjadikan Waduk ini memberikan udara sejuk sekaligus di tambah ke asrian khas pegunungan daerah Kebumen. Yap, keindahan Waduk Sempor ini sering di bandingkan dengan Waduk yang ada di daerah Purwakarta itu sob, Waduk Jatiluhur.
Waduk Sempor menjadi bagian sarana irigasi teknis untuk mengairi ribuan sawah di wilayah Gombong. Sebelumnya perjalanan dari kediaman kakek saya yang berada di daerah Kedung Puji, Gombong itu tidak jauh sekitar 10 kilometer dengan kontur jalan yang menanjak. Dengan menggunakan kendaraan motor saya bisa leluasa melibat medan yang lumayan menanjak dan cukup menantang itu.
Saat sampai di atas Waduk Sempor, terlihat hamparan panorama desa Kebumen dari ketinggian yang di hiasi pepohonan yang nampak kecil seperti lautan pepohonan. Tiket masuk wisata Waduk Sempor ini hanya Rp.5000 aja. Kita sudah bisa mengambil gambar sepuasnya, tapi hati-hati kedalaman waduk ini sangat dalam. Kalau kita lengah sedikitpun bisa tercebur nantinya, maka menjaga diri untuk tidak semena – mena ya.
Panorama Waduk Sempor:
Pemandangan di Waduk Sempor didominasi oleh air di waduk dan pohon-pohon pinus di bukit. Waduk ini juga dapat digunakan sebagai tempat menikmati matahari terbit (sunrise). Pemandangan bebatuan dan suara gemericik air dapat dinikmati di sungai pada sekitaran waduk. Waduk Sempor telah dilengkapi dengan fasilitas untuk bersepeda dan berlari-lari santai untuk para wisatawan.
Pemandangan di Waduk Sempor didominasi oleh air di waduk dan pohon-pohon pinus di bukit. Waduk ini juga dapat digunakan sebagai tempat menikmati matahari terbit (sunrise). Pemandangan bebatuan dan suara gemericik air dapat dinikmati di sungai pada sekitaran waduk. Waduk Sempor telah dilengkapi dengan fasilitas untuk bersepeda dan berlari-lari santai untuk para wisatawan.
Sejarah Waduk Sempor:
Pada saat Indonesia dikuasai oleh Belanda tepatnya tahun 1916, Pemerintah Belanda menganggap Sempor merupakan lokasi yang ideal untuk suatu waduk untuk menyediakan air yang akan digunakan untuk irigasi daerah-daerah disekitarnya. Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, Pemerintah Indonesia kembali menggunakan kembali potensi untuk waduk di Sempor pada tahun 1950. Pada tahun 1958 pembangunan fisik Bendungan Serbaguna Sempor dimulai melalui Proyek Sempor. Proyek pembangunan Waduk Sempor selesai pada tahun 1978.
Pada saat Indonesia dikuasai oleh Belanda tepatnya tahun 1916, Pemerintah Belanda menganggap Sempor merupakan lokasi yang ideal untuk suatu waduk untuk menyediakan air yang akan digunakan untuk irigasi daerah-daerah disekitarnya. Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, Pemerintah Indonesia kembali menggunakan kembali potensi untuk waduk di Sempor pada tahun 1950. Pada tahun 1958 pembangunan fisik Bendungan Serbaguna Sempor dimulai melalui Proyek Sempor. Proyek pembangunan Waduk Sempor selesai pada tahun 1978.
Yap, kondisi bendungan kala itu sedang surut di beberapa sudut cekungan. Banyak sekali coretan yang kurang enak dilihat tentunya. Dan masih ada sampah di bawah bendungan yang kering itu. Pada siang hari itu matahari cukup terik cukup kuat pancarannya menyinari ubun-ubunku.
Dan ada juga masyarakat yang berada di sekitar area bendungan sedang melakukan aktifitas mencari rumput hijau. Yang jelas pemandangannya kerennn! It’s Amazing. Ini kedua kalinya saya mengunjungi Waduk Sempor, sempat beberapa tahun lalu saya menginjakan kaki di sini.
Kebetulan saya menggunakan kendaraan bermotor di kenakan tarif Rp. 2000 aja. Di dekat area parkir dekat bendungan juga ada warung yg menyediakan aneka macam makanan. Kita bisa membeli makanan ringan atau minuman selagi kita haus dan lapar. Eit, etika berwisata jangan membuang sampah sembarangan ya. Disitu sudah terpampang jelas plang “Jangan Membuang Sampah Sembarangan di Area Dekat Bendungan.” Nah jadi jaga etika berwisata ya.
Hem, saya juga sempat bertemu wisatawan asing yang berkunjung ke Waduk Sempor ini. Kalau tidak salah dari kewarganegaraan Inggris gitu. Dia pake mobil waktu itu dengan temannya yg berjumlah 5 orang. Saya sempat ingin bertanya tapi tidak pede.
Waktu sudah menunjukan pukul 13.00 siang cuaca semakin terik untuk ingin melirik ke atas langit. Saya bergegas kembali ke rumah kakek kerana belum makan siang. Ingin rasanya mencicipi lagi soto Gombong yang khas itu!
Ada tarif untuk memasuki wisata Waduk Sempor ini di pungut Retribusi sebesar:
1. Untuk Anak (usia) 5 tahun ke bawah di kenai Rp. 3000
1. Untuk Anak (usia) 5 tahun ke bawah di kenai Rp. 3000
2. Untuk Usia Dewasa di kenakan tarif Rp. 5000
NEXT MY STORY: GOA JATIJAJAR